• Jumat, 29 September 2023

Islam Memberi Solusi Efektif Mengatasi Kemiskinan

- Rabu, 20 April 2022 | 16:16 WIB
Jika menilik kepada Islam, syariat menetapkan bahwa setiap rakyat berhak mendapatkan kebutuhan pokok mereka secara makruf(layak). Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 133.
Jika menilik kepada Islam, syariat menetapkan bahwa setiap rakyat berhak mendapatkan kebutuhan pokok mereka secara makruf(layak). Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 133.

Bewarajabar.com - Kondisi ramadan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya terkait kesejahteraan. Bahkan pandemi membuat kondisi ekonomi tampaknya semakin sulit.

Beberapa mengeluh sulit mendapat pekerjaan, berbisnis, atau berjualan mengalami kelesuan.

Bagi kaum ibu, kondisi ini tentu menambah pemikiran. Bagaimana memenuhi gizi baik untuk keluarga, bahkan mencari sumber-sumber penghasilan tambahan.

Siapa menyangka, Jawa Barat yang kita cintai ini, menyisakan jumlah kemiskinan bahkan kemiskinan ekstrem yang tinggi.

Kemiskinan ekstrem atau kemiskinan absolut, adalah sejenis kemiskinan didefinisikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai "suatu kondisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer manusia, termasuk makanan, air minum bersih, fasilitas sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan informasi. Kemiskinan ekstrem tidak hanya bergantung pada pendapatan, tetapi ketersediaan jasa juga." menurut PBB tahun 1995.

Pada tahun 2022 ini, terdapat 17 kabupaten/kota di Jawa Barat yang menjadi Prioritas Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Adapun anggaran APBD Jabar lebih banyak dialokasikan untuk infrastruktur yang tidak penting sebagaimana disebutkan anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono, "Contohnya seperti anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional yang lebih banyak membangun cretive centre, pusat budaya, alun-alun sampai pagar-pagar bangunan. Hampir tidak ada peranannya." (Galamedia, 7 April 2022)

Ia menyarankan agar Gubernur Jabar Ridwan Kamil fokus menjalankan program bantuan sosial.

Pada kehidupan saat ini, sistem kapitalisme membuat jurang kemiskinan semakin dalam. Adapun mereka yang kaya, seolah semakin kaya.

Dengan privatisasi yang dianut sistem ini, berbagai sarana kehidupan menjadi terasa semakin sulit didapatkan.

Kehidupan seolah ring tinju, yang dibiarkan pertandingan tanpa imbang antara si kaya dan si miskin.

Teori trickle down effect yang dicetuskan Adam Smith, salah seorang tokoh kapitalisme, menjadikan pertumbuhan ekonomi berpusat pada kalangan kaya. Produksi digalakkan, namun konsumsi dan distribusi tidak menjadi fokus perhatian.

Sehingga dalam sistem ini, meskipun kemiskinan ekstrem dapat dihilangkan, namun menyisakan PR kemiskinan yang terus merajalela.

Lalu ditempuhlah solusi tambal sulam, berupa pemberian santunan-santunan.

Halaman:

Editor: Amat Heryadin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X