Giwangkara.com - Varian baru Covid-19, Omicron saat ini telah memasuki Indonesia, dan tak menutup kemungkinan membuat kecemasan berbagai pihak dalam memerangi virus ini.
Kasus virus Omicron saat ini telah mencapai 802 kasus, tetapi sebagian masih disumbangkan oleh PPLN. Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN (pelaku perjalanan luar negeri).
Dilansir dari detik.com Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi menyampaikan kasus Corona varian Omicron telah teridentifikasi di 150 negara.
Baca Juga: Ini Komentar MUI Jabar tentang Kasus Herry Wirawan yang Dihukum Mati
Tidak menutup kemungkinan varian Omicron akan menimbulkan gelombang baru termasuk di Indonesia.
"Saat ini, Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama. Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada," kata Luhut melalui keterangan tertulis yang dikutip dari detik.com, Rabu, 12 Januari 2022.
Luhut memaparkan per kemarin ada tambahan 802 kasus Covid-19, dimana jumlah setengahnya disumbangkan oleh PPLN. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri selama dua hingga tiga pekan ke depan.
"Jumlah kasus mencapai 802 kasus (kemarin), tetapi sebagian masih disumbangkan oleh PPLN. Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN. Oleh karenanya, kami sekali mengimbau masyarakat untuk tidak bepergiran dulu keluar negeri dalam 2-3 minggu depan," ujarnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, Luhut menyampaikan varian Omicron akan mencapai puncaknya dalam waktu kisaran 40 hari. Dia memperkirakan puncak kasus varian Omicron di Indonesia terjadi pada awal Februari mendatang dengan gejala ringan.
Baca Juga: Omicron Tak Sama dengan Flu Biasa, Simak Penjelasan WHO!
"Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, puncak varian omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari variant Delta. Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari. Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta," ucapnya.
Pernyataan Lengkap Luhut
Presiden telah memerintahkan kami berdua untuk memberikan penjelasan kepada publik tentang perkembangan kasus Covid-19 dan langkah antisipasi menghadapi varian Omicron.
Saat ini, Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama. Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada.
Artikel Terkait
Catat! Berikut Desa Wisata Rekomendasi dari Mas Menteri
Tol Cisumdawu Segera Beroperasi Akhir Januari 2022, Ridwan Kamil : 'Mission' Tidak 'Impossible'
Akan Dimulai Besok, Berikut 5 Daftar Vaksin Booster yang Disetujui oleh BPOM
Mengalami Perubahan Jadwal, Inilah Jadwal Hasil Sanggah CPNS
Catat Waktunya! Seleksi CPNS dan PPPK 2022 Akan Kembali Dibuka