Darurat Wabah PMK pada Hewan Ternak, MENKO PMK Muhadjir Effendy Minta Peran Aktif Kampus

Giwangkara.com - Sebagai bentuk upaya penanganan darurat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta peran aktif kampus dalam penanggulangan wabah PMK di Indonesia.

Baca Juga: Wabah PMK pada Hewan Ternak , Pemerintah Tetapkan Status Darurat PMK

"Saya imbau terutama untuk perguruan tinggi yang punya fakultas kedokteran hewan dan peternakan. Untuk segera mengerahkan dosen mahasiswanya, guna membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah PMK ini," ujarnya, saat mengecek penanganan sapi yang terkena PMK di Desa Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur, pada Sabtu (2/7/2022).

Baca Juga: Cegah Penyebaran PMK, Pemkot Bandung Lanjutkan Vaksin Hewan Ternak

Menko PMK Muhadjir Effendy mengungkapkan telah meminta peran kampus melalui Dirjen Ristekdikti Prof.

Nizam untuk mengalokasikan anggaran pengabdian masyarakat kampus merdeka dapat difokuskan untuk menanggulangi wabah ini.

Baca Juga: Antisipasi Ketersediaan Vaksin, Pemkot Bandung Bentuk Satgas PMK

"Seperti kita ketahui disini kan termasuk peternak kecil. Hanya 2-3 sapi. Kalau mati setengah kiamat itu. Kalau sapi jantan yang diharapkan bisa dijual menjelang idul adha. Angannya untung besar bisa 30 juta per ekor ternyata mati. Nah ini akan mendorong terjadinya angka kemiskinan terutama peternak kecil," ungkapnya.

Baca Juga: DPRD Jabar Audiensi ke Kemenko PMK Bahas Raperda Perlindungan Tenaga Kerja di Jabar

Pada kunjungannya di Desa Guluk-guluk, kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Menko PMK Muhadjir Effendy mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan wabah penyakit PMK di Kabupaten Sumenep, khususnya desa Guluk-guluk yang sigap melakukan isolasi dan pengobatan pada hewan ternak yang terjangkit. (Dimas Permana Hamthadi)