Disinggung Hacker Bjorka, Ternyata Begini Latar Belakang, Kontroversi dan Naskah Supersemar

- Selasa, 13 September 2022 | 09:42 WIB
Disinggung Hacker Bjorka, begini Sejarah Supersemar
Disinggung Hacker Bjorka, begini Sejarah Supersemar

Giwangkara.com – Belum lama ini media sosial di Indonesia dihebohkan dengan aksi seorang hacker bernama Bjorka, karena tindak-tanduknya membobol keamanan siber pemerintahan dan membocorkan dokumen-dokumen yang terbilang rahasia.

Setelah usai melancar aksinya dengan mengungkap kasus Munir, kini sang hacker Bjorka kembali dengan membeberkan dokumen yang sempat dinyatakan hilang di Indonesia yakni terkait Supersemar.

Dalam hal ini sang hacker Bjorka membocorkan secara langsung melalui unggahannya di suatu grup obrolan mengenai isi naskah dari Supersemar, dan menambahkan tangkapan layar terkait dokumen tersebut.

Baca Juga: Murka ! Hacker Bjorka Tak Terima Akunnya kembali Ditangguhkan Twitter, Begini Kronologinya

Lantas, apa itu Supersemar? Peristiwa dan latar belakang apa yang ada dibalik hal itu?, berikut adalah rangkuman mengenai hal tersebut yang telah tim Giwangkara.com dapatkan,

Apa itu Supersemar?

Untuk diketahui, Supersemar adalah sebuah singkatan dari Surat Perintah Sebelas Maret, dalam hal ini menunjukkan peristiwa peralihan kekuasaan dari Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto.

Di dalam surat tersebut juga tertulis, memberikan kewenangan kepada Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat untuk mengambil alih dalam rangka memulihkan ketertiban dan keamanan di Indonesia saat itu.

Baca Juga: Bukan Alvin Faiz, Ini Wasiat Ustad Arifin Ilham untuk Penerus Ketua Yayasan Az Zikra

Surat yang ditanda tangani oleh Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno dan Letnan Jenderal Soeharto ini menjadi tanda peralihan Orde Lama ke Orde Baru, yang menjadikan lengsernya Ir. Soekarno sebagai Presiden kala itu.
 
Latar Belakang Peristiwa Supersemar

Supersemar dikeluarkan ketika sidang Pelantikan Kabinet Dwikora bentukan Presiden Soekarno yang saat itu telah disempurnakan dengan nama “Kabinet 100 Menteri” pada 11 Maret 1966.

Setelah sidang dimulai, Brigadir Jenderal Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden (Tjakrabirawa), melaporkan banyak ‘pasukan tak dikenal’ yang saat itu diduga merupakan Pasukan Kostrad yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Kemal Idris.

Baca Juga: Hacker Bjorka Trending di Media Sosial, Kawan Atau Lawan ? Simak Deretan Aksinya

Dalam hal ini, diketahui pada saat itu pasukan Kostrad menahan sejumlah orang-orang dalam kabinet yang diduga terlibat G 30 S PKI, termasuk Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.

Halaman:

Editor: Indana Zulfa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ciayumajakuning Masih Butuh 10000 SS

Senin, 23 Januari 2023 | 14:03 WIB

DPRD dan Pemkab Muaratara Tak Berkutik

Rabu, 7 Desember 2022 | 09:40 WIB
X