Saksi Hidup G30S PKI Mantan Anggota Cakrabirawa: Soeharto itu Orang Betul Bukan Manusia

- Kamis, 29 September 2022 | 07:00 WIB
Saksi Hidup G30S PKI Mantan Anggota Cakrabirawa/Foto Istimewa
Saksi Hidup G30S PKI Mantan Anggota Cakrabirawa/Foto Istimewa

Giwangkara.com - Peristiwa G30S PKI merupakan suatu peristiwa bagi perjalanan bangsa Indonesia sejak kemerdekaannya berhasil melawan penjajah.

Duka tersebut meninggalkan Saksi Hidup G30S PKI yaitu mantan anggota Cakrabirawa.

Mereka merupakan para pelaku sejarah sekaligus Saksi Hidup G30S PKI yang benar-benar terlibat dalam peristiwa kelam itu karena ditugaskan sebagai anggota Cakrabirawa untuk menculik para jenderal.

Beruntung atau bunting nasib mereka, hal tersebut tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata melihat penyiksaan demi penyiksaan yang dilakukan terhadap Saksi Hidup G30S PKI, mantan anggota Cakrabirawa tersebut.

Baca Juga: Daftar 5 Novel Best Seller yang Mengangkat Latar Tragedi G30S PKI

Pernyataan yang sama dari beberapa dari mereka, bahwa mereka kerap disiksa hingga patah dan mengalami sakit yang sungguh amat luar biasa.

Namun semangat hidup yang luar biasa yang membuat mereka yang bisa selamat sampai dengan menghirup udara bebas dan benar-benar menjadi Pahlawan yang tidak dapat dilupakan perjuangannya bagi bangsa Indonesia.

Sebagai anggota Cakrabirawa pada saat itu, yang mereka ketahui hanyalah mengikuti perintah atasan mereka.

Letkol Untung yang ternyata merupakan PKI dan memiliki tujuan lain untuk menggulingkan Presiden Soekarno.

Baca Juga: 'Darah Itu Merah, Jenderal' Kutipan Film PKI yang Sangat Melekat pada G30S PKI Karya Arifin C Noer

Namun dengan dalih justru ingin menyelamatkan Soekarno dari ketujuh Jenderal tesebut, yang disebut 'Dewan Jenderal' pada saat itu.

Ketujuh jenderal tersebut adalah Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Suprapto, Mayjen TNI M.T. Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, Jenderal A.H. Nasution.

Para dewan Jenderal dikatakan kepada mereka akan melakukan kudeta dan menggulingkan Soekarno.

Sebagai anggota Cakrabirawa yang memang berfungsi untuk menjaga Soekarno, mereka pun merasa perlu menghentikan aksi ini.

Baca Juga: Aksi Sepihak PKI Rampas Tanah Milik Pesantren Sebelum Meletusnya Gestapu. Ini Pandangan Prof. Salim Said

Banyak informasi mengenai hal tersebut dimana ada sumber yang mengatakan bahwa Lekol Untung pun benar-benar mengetahui bahwa ketujuh jenderal tersebut ingin melakukan kudeta.

Terdapat banyak kejanggalan karena petinggi TNI AD saat itu ada yang tidak menjadi target penculikan Peristiwa G30S PKI ini, antara lain Soeharto, Sarwo Edie dan Umar Wirahadikusumah

Terdapat terori mengatakan bahwa tidak ada rencana membunuh, informasi tersebut didapat dari Brigjen Suparjo, ia curiga para anggota dari Cakrabirawa itu banyak kader PKI, dan kader PKI ini mungkin tidak memberikan informasi yang jelas bahwa rencana ini adalah rencana penculikan untuk didaulat bukan untuk dibunuh.

Baca Juga: Soeharto Kawan atau Pahlawan dalam G30S PKI?

Berkenaan dengan peristiwa ini terdapat anak kecil yang terbunuh dan anak tesebut adalan anak dari Jenderal A.H. Nasution, Ade Irma Suryani Nasution.

Namun hal itu bukanlah merupakan kesengajaan, hal itu terjadi lantaran peluru nyasar.

Menurut mantan anggota Cakrabirawa yang masih hidup, tidak ada prajurit yang diperintahkan oleh atasannya bilang tidak mau.

Dikutip oleh Giwangkara.com, terdapat empat saksi mantan anggota Cakrabirawa yang berhasil hidup dan menghirup udara bebas antara lain Ishak Bahar (Ajudan Untung), Sulemi (Nasution), Masruri (Suprapto) , Boengkoes (M.T. Haryono).

Baca Juga: Awal Mula Ketegangan PKI dan TNI Prof. Salim Said : PKI Agresif Karna Doktrin Soekarno

Ishak Bahar mengatakan bahwa pada saat selesai penculikan dan sandera dibawa ke lubang buaya, pasukan Cakrabirawa sudah tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi pada Jenderal tersebut, dan mereka pulang ke markas, Halim Perdana Kusuma.

Ia juga mengatakan hanya diberi makan bugur, jagung dengan disebar, tidak diberi minum selama 15 hari.

Dan baru diberi makan layak setelah PBB datang tahun 1972 tentang HAM (Hak Asasi Manusia).

“Terutama memberi makan, bugur, jagung, disebar gitu, pernah saya 15 hari cuma dikasi makan jagung disebar, gak dikasi minum gak dikasi apa, kan dikasi makan bener setelah ‘72, ada PBB datang periksa semua, HAM dari Swiss, dari PBB datang, baru dikasi makan nasi, itu aja ‘72, sudah berapa, delapan tahun baru”, jelas Ishak.

Baca Juga: Profil dan Biodata Jenderal Ahmad Yani, Salah Satu Perwira Militer yang Menjadi Korban pada Gerakan G30S PKI

Kemudian saksi lain mantan pasukan Cakrabirawa Sulemi mengatakan,

Soeharto itu orang betul bukan manusia, namanya Soeharto, memperlakukan kita itu lebih dari anak anjing, kirik kalau bahasa sininya tuh,

Jadi saya disiksa itu sampai setiap pemeriksaan, pulang saya digotong sama barbak, saksi pak ishak (Ishak Bahar), Pak Ishak tahu berlumuran darah karena apa sampai saya terjadi badannya ancur, ini patah, ini patah, di sini patah, ini sampai sekarang.

Halaman:

Editor: Amat Heryadin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ciayumajakuning Masih Butuh 10000 SS

Senin, 23 Januari 2023 | 14:03 WIB

DPRD dan Pemkab Muaratara Tak Berkutik

Rabu, 7 Desember 2022 | 09:40 WIB
X